Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Dengan ini saya, Rizki Hadiansyah, selaku Wakil Ketua Pengurus Pusat Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI), menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas peristiwa meninggalnya beberapa warga dalam kegiatan Pesta Rakyat di Kabupaten Garut, yang merupakan rangkaian perayaan pernikahan antara Maulana Akbar Mulyadi putra, anggota DPRD Provinsi Jawa Barat sekaligus putra Gubernur Jawa Barat, dengan Putri Karlina, Wakil Bupati Garut.
Peristiwa ini bukan sekadar kecelakaan sosial biasa. Ini adalah tragedi yang menyentuh nurani publik, terlebih karena melibatkan tokoh-tokoh publik yang seharusnya menempatkan keselamatan rakyat sebagai prioritas utama dalam setiap bentuk aktivitas dan perayaan.
Dalam kacamata kami sebagai kader Syarikat Islam Indonesia yang mewarisi nilai-nilai perjuangan HOS Tjokroaminoto, tragedi ini menunjukkan adanya kesenjangan antara kekuasaan dan tanggung jawab sosial. HOS Tjokroaminoto telah mewariskan prinsip bahwa kekuasaan adalah amanah, dan setiap pemegangnya wajib mengabdi kepada kepentingan rakyat, bukan mempertontonkan kemewahan di atas penderitaan mereka.
Tjokroaminoto pernah berkata, “Pemimpin besar lahir dari jiwa yang bersih, bukan dari istana yang megah.” Maka ketika pesta seorang pejabat publik justru mengakibatkan korban jiwa dari kalangan rakyat, hal ini menunjukkan kegagalan dalam memaknai makna kepemimpinan sebagai pelayan umat, bukan penguasa yang terasing dari realitas sosial.
Kami menyesalkan lemahnya manajemen risiko dan kelalaian yang terjadi dalam pelaksanaan acara ini. Sebuah pesta rakyat, apalagi atas nama kebahagiaan pejabat publik, semestinya dirancang dengan penuh tanggung jawab terhadap keselamatan, kenyamanan, dan ketertiban umum. Kehidupan satu warga negara terlalu berharga untuk dikorbankan demi agenda perayaan yang tidak esensial.
Lebih dari itu, kami menyerukan kepada seluruh pejabat publik — khususnya yang terlibat dalam peristiwa ini — untuk bertanggung jawab secara moral dan administratif. Keteladanan tidak dibangun dari gelar atau garis keturunan, tapi dari sikap berani menanggung konsekuensi atas setiap tindakan yang melibatkan kepentingan rakyat.
Kami juga mendesak aparat penegak hukum dan lembaga pengawas untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap penyelenggaraan kegiatan ini, guna memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan peristiwa serupa tidak kembali terulang di masa mendatang.
Akhir kata, atas nama Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia, kami menyerukan refleksi moral dan koreksi struktural dalam penyelenggaraan kekuasaan publik. Jangan sampai pesta para elite menjadi duka bagi rakyat. Jangan sampai kekuasaan dipelihara tanpa nurani.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 18 Juli 2025
Hormat kami,
Rizki Hadiansyah
Wakil Ketua Pengurus Pusat
Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI)