Garut– Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Kabupaten Garut turun ke jalan hari ini melakukan demonstrasi di depan Gedung DPRD Kabupaten Garut, Rabu, 26 Februari 2026, Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap berbagai isu yang menggerogoti masyarakat, khususnya permasalahan di Pasar Wisata Samarang.
Risky Ardiansyah, Koordinator Aksi SEMMI, menyatakan bahwa gerakan demonstrasi ini merupakan wujud keprihatinan dari aliansi pro-serikat Islam Indonesia yang terkumpul untuk menuntaskan masalah-masalah yang dinilai mencekik hak-hak rakyat.
“Banyak isu dan permasalahan di Pasar Samarang yang sudah berlangsung lama, dan pada dasarnya hak-hak kita sebagai masyarakat semakin tertekan,” ujar Risky kepada garutexpo.com, seusai aksi, Rabu, 26 Februari 2026.
Dalam kesempatan tersebut, aksi ini lebih menyoroti tindakan kontroversial dari seorang kepala dinas yang diduga tanpa bermolarnya mendatangi rumah salah satu pedagang kios yang sedang dalam masa pemulihan pasca-operasi besar. Kepala dinas tersebut diduga memaksa pedagang untuk menerima kios pengganti yang tidak representatif, yang sejak lama telah menjadi persoalan dan intrik di antara para pedagang.
Selain isu pemaksaan penggantian kios, aksi demonstrasi ini juga mengungkap adanya dugaan pungli dan retribusi ilegal. Menurut keterangan Risky, terdapat pemungutan retribusi berlebih oleh beberapa oknum pejabat dan organisasi yang tidak sesuai dengan peraturan daerah.
“Kelebihan pemungutan tersebut merupakan indikasi pungli yang merugikan pedagang. Kami sudah melaporkan hal ini ke Sabar Pungli Jabar dan siap membantu proses penyidikan,” jelasnya.
Upaya SEMMI untuk mengadakan audensi bersama DPRD dan pemerintah setempat ditolak dengan alasan sedang berlangsungnya kegiatan BIMTEK. Hal ini semakin memicu tuntutan agar pihak berwenang mendengarkan aspirasi rakyat.
“Kami menuntut sanksi tegas berupa pencipotan pejabat tersebut karena sudah terbukti tidak berkapasitas dan tidak bermoral. Kami akan melayangkan surat resmi dan mengupayakan audensi langsung agar tuntutan kami didengar,” tegas Risky.
Demonstrasi yang dilakukan hari ini menjadi simbol perlawanan masyarakat Garut terhadap praktik-praktik tidak adil yang telah lama berlangsung, mulai dari pemaksaan penggantian kios hingga pungli dan retribusi ilegal.
SEMMI berharap aksi ini dapat membuka jalan bagi reformasi birokrasi, penegakan keadilan, dan pemulihan hak-hak rakyat, khususnya para pedagang di Pasar Wisata Samarang.
Aksi ini mencerminkan semangat perlawanan dan keinginan kuat masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang transparan dan adil, serta menghapuskan segala bentuk praktik korupsi dan penyalahgunaan wewenang di lingkungan pemerintahan.