Cilacap 10 Mei 2025 – Di balik sosok seorang ibu rumah tangga, Sumidah adalah potret perempuan tangguh yang menjadikan duka sebagai sumber kekuatan dan inspirasi. Lahir di Cilacap pada 25 Maret 1976, Sumidah kini aktif sebagai pengurus Muslimat NU tingkat kecamatan, khususnya di bidang pendidikan.
Perjalanan menulisnya dimulai dari sebuah peristiwa besar dalam hidupnya: kehilangan suami tercinta. Dalam luka dan kerinduan yang mendalam, Sumidah menemukan pelipur lara lewat tulisan. “Menulis adalah terapi kebahagiaan agar saya tidak larut dalam kesedihan,” ungkapnya.

Dari sana, lahirlah berbagai karya penuh makna dan emosi. Buku solo pertamanya Rindu yang Tak Pernah Usang menjadi simbol cinta yang abadi, disusul oleh Kisah Cinta Kita. Ia juga turut berkontribusi dalam lebih dari 30 buku antologi, beberapa di antaranya bahkan berhasil meraih penghargaan:
- Semesta Aksara Bertasbih – Juara 2
- Setumpuk Rindu untuk Ayah
- Aksara Cinta – Juara Harapan 3
- Buku Kumpulan Admin
- Jalinan Persahabatan
- King & Queen – Juara Terbaik
- Lantunan Syair Cinta – Juara 3
- Gelora Syair Romansa – Juara 3
- Perjuangan Hidup
- Aksara di Ujung Senja
Tak hanya sebagai penulis, Sumidah juga sering menjuarai berbagai lomba menulis yang diselenggarakan melalui media sosial seperti Facebook dan Instagram. Kini, ia dipercaya menjadi Penanggung Jawab (PJ) event dan admin di sejumlah komunitas kepenulisan.
Bagi Sumidah, menulis bukan sekadar kegiatan, tetapi jalan untuk berdamai dengan takdir dan menjadi kuat demi anak-anak tercinta. “Single parent bukan pilihan, tapi qadarullah,” ujarnya dengan penuh keteguhan. Dari kesedihan, ia membangun kekuatan; dari kekuatan, lahirlah karya yang menginspirasi banyak orang.