GARUT, Garut Kota 24 September 2025– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut menjalin kerja sama dengan Universitas Padjadjaran (UNPAD) untuk mengatasi kekurangan tenaga kesehatan, khususnya dokter spesialis. Kerja sama ini dibahas dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Kompetensi Tenaga Kesehatan yang digelar di Command Center Garut, Selasa (23/9/2025).
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin, menuturkan jumlah penduduk Garut yang mencapai 2,8 juta jiwa tidak sebanding dengan ketersediaan dokter spesialis.
“Aspek sumber daya dokter masih kurang, kualifikasinya pun terbatas, belum lagi sarana prasarana lainnya. Karena itu, diperlukan perencanaan yang komprehensif, sistematis, dan bertahap agar kondisi kesehatan di Kabupaten Garut semakin baik,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor UNPAD, Prof. Rizky Abdulah, memaparkan bahwa jumlah dokter spesialis di Garut saat ini baru 229 orang dengan rasio 0,08 per seribu penduduk. Angka tersebut jauh dari standar ideal 0,28 per seribu penduduk.
“Data menunjukkan jumlah dokter spesialis di Garut baru 229 orang. Rasionya hanya 0,08 per seribu penduduk, jauh dari standar ideal 0,28,” jelasnya.
Untuk menutup kesenjangan itu, UNPAD menawarkan beberapa opsi, di antaranya:
- Penempatan lulusan penerima beasiswa UNPAD di Garut.
- Pemberian beasiswa bagi dokter asal Garut untuk melanjutkan pendidikan spesialis.
- Pengembangan RSUD menjadi wahana pendidikan.
- Kerja sama pengelolaan rumah sakit untuk ditingkatkan menjadi Rumah Sakit UNPAD.
Kepala Dinas Kesehatan Garut, dr. Leli Yuliani, menambahkan bahwa saat ini Garut memiliki 9 rumah sakit dan 67 puskesmas. Namun, baru 15 puskesmas (22,39%) yang memenuhi standar lama dengan 9 jenis tenaga kesehatan.
“Dengan peraturan baru yang mensyaratkan 13 jenis tenaga kesehatan, belum ada satu pun puskesmas di Garut yang memenuhinya,” ungkapnya.
Melalui kerja sama ini, Pemkab Garut dan UNPAD berharap layanan kesehatan di Garut dapat diperkuat, sekaligus menjamin ketersediaan tenaga medis secara berkelanjutan.