Harian Pedia Com. Garut Edisi 10 Juli 2025 Menjelang pernikahanDAN Wakil Bupati Garut, Teh Putri Karlina, yang dijadwalkan berlangsung pada 16 – 17 Juli 2025, kabid PTKP Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Garut menyampaikan peringatan tegas kepada seluruh unsur SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) dan Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah) agar tidak menjadikan peristiwa pribadi tersebut sebagai ajang mobilisasi kekuasaan dan penyalahgunaan fasilitas negara.
Kabid PTKP HMI Respi Abdul Malik dalam Pers Realeasnya menilai adanya indikasi keterlibatan sejumlah unsur birokrasi dan institusi vertikal dalam persiapan acara tersebut secara berlebihan. Jika benar ada mobilisasi ASN, penggunaan fasilitas negara, bahkan keterlibatan aparat keamanan dalam skala besar, maka hal ini merupakan bentuk penyimpangan etika pemerintahan dan pemborosan sumber daya publik. Ujarnya
Lebih Lanjut Kabid PTKP HMI Cabang Garut ini menegaskan bahwa :
- Pernikahan adalah urusan pribadi pejabat, bukan tanggung jawab birokrasi dan institusi negara.
- SKPD dan Forkopimda harus menjaga marwah institusi, tidak terjebak dalam budaya feodal dan loyalitas personal yang mencederai profesionalitas.
- Penggunaan fasilitas publik untuk kepentingan pribadi adalah bentuk penyalahgunaan wewenang, dan berpotensi melanggar hukum jika d anggaran negara secara tidak sah.
Dengan demikian Respi Selaku Kabid PTKP Mengingatkan Pertama Kepada seluruh pimpinan SKPD dan anggota Forkopimda untuk bersikap profesional dan menolak instruksi di luar kewajaran. Kedua Kepada Bupati dan Sekda Garut agar tidak membiarkan aparatur sipil negara dijadikan alat pelengkap acara pribadi dan Ketiga Kepada masyarakat sipil dan media untuk turut mengawasi transparansi dalam acara ini, termasuk potensi pembiayaan dari APBD secara terselubung.
Kemudian Kabid PTKP HMI Cabang Garut menegask gaan bahwa HMI akan terus berdiri di barisan masyarakat, dan mengingatkan seluruh pemangku jabatan publik untuk tetap berpijak pada etika, amanah, dan akuntabilitas. Kami percaya, kepercayaan rakyat terhadap pemerintah tidak dibangun dari kemewahan pesta, tetapi dari keteladanan dan pengabdian Ujar Respi menutup Pembicaraannya.
