Berita  

Sosialisasi Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) PKBM Miftahussaadah Garut Tahun Ajaran 2025/2026: Sinergi Bersama Forum Komunikasi Rukun Warga Garut (FKRWG)

Garut, Tarogong Kidul – Bertempat di Gedung PKBM Miftahussaadah, Kampung Astana Girang, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul, kegiatan sosialisasi Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (SPMB) Tahun Pelajaran 2025/2026 resmi digelar pada Jumat, 27 Juni 2025. Acara ini terselenggara atas sinergi antara PKBM Miftahussaadah dengan Forum Komunikasi Rukun Warga Garut (FKRWG).

Kepala PKBM Miftahussaadah, Iwan Kurniawan, S.Pd.I, membuka acara sekaligus menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran para undangan. Dalam sambutannya, Iwan menegaskan pentingnya pendidikan alternatif seperti PKBM dalam menjawab persoalan rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Garut.

“PKBM hadir sebagai solusi bagi mereka yang putus sekolah. Pendidikan formal memiliki batas usia tertentu, dan banyak anak usia di atas 21 tahun yang tidak bisa kembali ke jalur formal. Di sinilah PKBM mengambil peran. Tugas kami, bukan sekadar kewenangan, tapi tanggung jawab moral untuk meningkatkan IPM Garut,” ujar Iwan.

Menanggapi isu miring soal keberadaan PKBM fiktif, Iwan menegaskan bahwa PKBM Miftahussaadah telah aktif sejak 2011 dan memiliki sistem pembelajaran yang sah dan konsisten berdasarkan regulasi perundang-undangan. “Kami memiliki semboyan: Kami Ada, Kami Berkarya. Sistem pembelajaran kami mengacu pada model Tatap Muka, Tutorial, Mandiri — yakni 20% tatap muka, 30% tutorial, dan 50% belajar mandiri. Bahkan pembelajaran mandiri tetap dalam pendampingan kami, apalagi kini diperkuat dengan sinergi bersama Forum RW,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua FKRWG, Beni Nurbayani, S.E., menambahkan bahwa program sosialisasi ini merupakan bagian dari perencanaan strategis Forum RW dalam meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan.

“Setelah kita deklarasi FKRWG di Pendopo bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Garut, kita ingin RT dan RW menjadi ujung tombak menjaring anak-anak putus sekolah. Kehadiran PKBM Miftahussaadah sebagai mitra pendidikan sangat diapresiasi karena turut mendukung program teknologi dan pembelajaran gratis bagi para ketua RT/RW,” jelas Beni.

Menurut Beni, PKBM ke depan tidak hanya berfungsi sebagai lembaga penerima siswa, tetapi juga harus menjalankan regulasi pembelajaran dengan benar dan konsisten. “Kita tidak hanya berbicara soal kuantitas lulusan, tapi kualitasnya. Siswa harus benar-benar mengikuti proses belajar, bukan sekadar mendapat ijazah. Harapan kami, PKBM mampu menghadirkan lulusan yang berkualitas, mandiri, dan siap bersaing,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari sekitar 20 kecamatan di Kabupaten Garut, menandakan antusiasme tinggi dan komitmen bersama untuk membangun pendidikan alternatif yang kuat, bermutu, dan terarah demi masa depan generasi bangsa.

Dede mulyana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *