Berita  

Ayo.Garut.com Gelar Diskusi Publik Bertema “Menguatkan Literasi Keuangan dan Pembiayan Legal”

Harian Pedia News.com .Garut, 22 Mei 2025 – Ayo Garut.com gelar Diskusi Litera Keuangan Diskusi dilatari oleh pentingnya literasi Keuangan bagi masyarakat terutama para pengusaha UMKM ; Literasi keuangan dinilai sebagai kunci untuk memperkuat perekonomian warga, khususnya dalam mengakses pembiayaan yang legal dan produktif. Hal itu mengemuka dalam diskusi bertajuk Ayo Ngobrol Uang yang digelar AyoGarut.com bersama para jurnalis di Warung Kopi Gulapadi, Garut, Kamis (22/5).

Diskusi bertema Menguatkan Warga Lewat Literasi Keuangan dan Pembiayaan Legal ini dihadiri juga akademisi, pelaku UMKM, dan pejabat pemerintah daerah. Acara tersebut menekankan pentingnya literasi keuangan agar warga tidak terjebak pada penggunaan dana pinjaman untuk kebutuhan konsumtif, tetapi diarahkan ke kegiatan yang produktif.

Hadir dalam acara tersebut Kepala Dinas Koperasi UMKM Dr. Ridzky Rizdnurnin , Akademisi Universitas Garut Wufron Dosen Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ibu Ade Pengusaha UMKM sebagai Narasumber

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Garut, Wufron, mengatakan literasi keuangan tidak hanya soal pengetahuan belaka, tapi juga kemampuan mengatur pemasukan dan pengeluaran agar tidak defisit. Literasi juga saling berjalin kelindan dengan inklusi karena menjadi salah satu faktor pendorong lebih terbukanya akses pembiayaan masyarakat.

“Kalau mau inklusi keuangan meningkat, literasinya dulu yang dibenahi,” kata Wufron.

Kondisi terkini inklusi keuangan warga Garut menurutnya cukup baik meskipun masih perlu terus didorong. Merujuj hasil penelitiannya pada 2023, tercatat bahwa rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) warga Garut masih aman. Rasio NPL warga Garut juga masih lebih rendah dibanding rata-rata Jawa Barat sebesar 3,17%.

Wufron menambahkan, pendampingan bagi pelaku usaha juga penting agar dana pinjaman dimanfaatkan secara efektif. Pendampingan tersebut dapat berupa edukasi pencatatan usaha, penyusunan rencana bisnis, hingga monitoring berkala.

“Pendampingan itu perlu, tujuannya untuk memastikan dana agar digunakan untuk k usahkegiatan usaha, mendorong peningkatan pendapatan dan cashflow, menghindari belanja konsumtif dan memprioritaskan kebutuhan,” kata dia.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, Ridzky Ridznurdhin mengapresiasi acara sebegai bentuk aksi philhosofi Jurgen Hubermas bahwa diskusi itu menjadi penting dalam dunia demokrasi lebih lanjut Ridzki Literasi itu menyangkut Tiga Hal yaitu Pengetahuan (Knowledge) , Skill dan Confidence atau keyakinan namun baginya selqma ini literasi keuangan belum selalu sejalan dengan inklusi atau aksesibilty terhadap Lembaga keuangan

“Banyak yang sudah bisa akses layanan keuangan, tapi belum punya pemahaman yang cukup,” katanya.

Karena itu, Pemkab Garut bekerja sama dengan Bank Indonesia dan OJK untuk meningkatkan edukasi masyarakat.

Berdasarkan catatan per Mei 2025, jumlah debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Garut mencapai 18.607 dengan nilai akad Rp 627 miliar dan outstanding Rp 576 miliar. Namun, rasio kewirausahaan Garut masih 3,91 persen, di bawah rata-rata nasional sebesar 4 persen.

Dari total 601 ribu pelaku UMKM di Garut, baru 23 persen atau sekitar 134.548 yang memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Padahal, menurut Ridzky, NIB adalah prasyarat utama untuk mendapatkan akses pembiayaan dari perbankan.

“Kalau tidak punya NIB, bank tidak akan memberikan pinjaman. Ini yang terus kita dorong,” ujarnya.

Diskusi juga menyinggung peran koperasi sebagai solusi untuk mengatasi maraknya praktik pembiayaan ilegal yang dikenal sebagai bank emok. Saat ini, Garut memiliki 1.645 koperasi, namun hanya 865 yang aktif. Sebanyak 80% lebih merupakan koperasi simpan pinjam, termasuk koperasi konsumen.

Pemerintah tengah mengupayakan Koperasi Merah Putih sebagai solusi atas maraknya praktik bank emok, sebutan bagi lembaga pembiayaan ilegal berbunga tinggi.

“Bank emok itu hidup karena bank formal tak menjangkau desa. Koperasi Merah Putih akan kita dorong untuk masuk ke sana,” kata dia.

Salah satu pelaku UMKM dengan jenama Twinnietwoes Ida Ridawati mengatakan manajemen keuangan merupakan hal penting yang mendorong keberhasilan usaha. Ida yang juga mendapat pendampingan dari PNM Mekaar ini mengatakan pendampingan bukan hanya membantu dari sisi modal, tetapi juga memberi pemahaman soal pencatatan dan perencanaan usaha.

“Dengan pendampingan dan pelatihan yang pas bisnis kita akan berjalan sukses. Enggak cuma modal, harus tahu juga cara mengelola keuangan,” kata dia.

PNM Mekaar menjadi contoh konkret bagaimana pembiayaan legal yang disertai pendampingan intensif mampu mendorong inklusi keuangan sekaligus menjamin keberlanjutan usaha mikro. Model pendekatan PNM, yang tidak hanya memberikan pinjaman, tapi juga edukasi dan pembinaan usaha secara rutin, membantu para pelaku UMKM perempuan di desa-desa tetap tumbuh bahkan di tengah keterbatasan akses formal.

Salah satu Dampingan PNM pengusaha UMKM Ibu Ade pengusaha bidang makanan mendapat pendampingan usaha , Permodalan dan aksesibilatas dan pengembangan Kualitas Produksi salah satunya Branding produk , serifikasi Halal dan Haki. Alhamdulillah berkat bimbingan dari PNM dan Dinas Koperasi usaha nya lumayan maju yang dulu modalnya hanya 2 Juta sekarang Sudah lumayan Meningkat Ucap Ibu Ade

Dengan pendekatan seperti ini, pelaku usaha didorong untuk mandiri secara finansial, mampu merencanakan usaha jangka panjang, dan terhindar dari jeratan utang konsumtif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *