Berita  

BPS Garut dan Sensus Ekonomi: Data Melesat, Kenyataan Tertinggal?Garut, 7 Agustus 2025

Persiapan menuju Sensus Ekonomi 2026 di Kabupaten Garut tampaknya berjalan mulus — mungkin terlalu mulus. Dalam beberapa pekan terakhir, laporan internal yang bocor ke publik menyebutkan adanya kejanggalan serius dalam proses pemutakhiran data usaha mikro dan kecil (UMK) di sejumlah kecamatan.

Angka pertumbuhan UMKM dalam dokumen itu terlihat luar biasa menggembirakan. Begitu menggembirakan, hingga seolah-olah cukup untuk membuat investor luar negeri tersenyum manis. Sayangnya, jika saja semua itu benar-benar mencerminkan kondisi lapangan.

Kenyataan di Lapangan Tak Seindah Laporan

Sejumlah relawan pemetaan wilayah secara tidak resmi mengungkapkan bahwa beberapa titik usaha yang tercatat dalam data ternyata kosong melompong.

“Ada satu rumah yang dicatat sebagai warung kelontong, padahal pemiliknya sudah pindah ke Bandung sejak tahun 2022,” ujar seorang petugas lapangan yang enggan disebutkan namanya.

Dalam kasus lain, satu usaha kecil justru tercatat dua hingga tiga kali, hanya karena memiliki dua jenis produk: gorengan dan minuman sachet. Rupanya, semangat “menghidupkan ekonomi lokal” cukup longgar untuk menganggap satu meja dagangan sebagai tiga entitas usaha berbeda.

Sensus Ekonomi atau Festival Angka?

Sementara para aparatur desa sibuk memberikan testimoni keberhasilan, publik mulai bertanya-tanya: apakah sensus ini benar-benar memotret realitas ekonomi masyarakat, atau justru sedang melukis mimpi kolektif melalui angka-angka yang direkayasa?

Dengan target nasional yang ambisius, sebagian kalangan khawatir bahwa tekanan terhadap capaian statistik justru membuka celah manipulasi data. Apalagi, sensus bukan hanya soal mencatat, tapi juga soal membentuk narasi pembangunan yang tampak rapi — setidaknya di atas kertas.

Bekerja Cepat atau Asal Tercatat?

Sinyal ganjil lain muncul ketika sebuah tim sensus dilaporkan berhasil mencatat lebih dari 300 titik usaha hanya dalam satu hari di sebuah kelurahan. Dengan kecepatan seperti itu, bukan tidak mungkin BPS Garut menyaingi Google Maps — hanya saja tanpa foto, tanpa koordinat, dan tanpa usaha yang benar-benar ada.

Statistik dan Imajinasi

Sebagian masyarakat berharap Sensus Ekonomi 2026 bukan sekadar jadi dokumen penuh grafik untuk pidato seremonial. Di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, publik membutuhkan data yang jujur — bukan sekadar dongeng digital berbasis lembar isian.

Karena sebagaimana pepatah baru berbunyi:
“Jika datanya indah, tapi dompet tetap kempes, maka yang berkembang bukan ekonominya — tapi imajinasinya.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *