Harianpedia.com // Garut – Upaya memperkuat pertahanan nasional memerlukan langkah-langkah strategis, khususnya terkait dinamika keberagamaan yang kerap memicu ketidakharmonisan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Garut menggelar Dialog Kerukunan bertema “Memperkuat Pertahanan Nasional dalam Bingkai Harmoni Beragama” pada Rabu (9/7/2025) di Gedung Kemenag Garut.
Dialog ini menghadirkan berbagai narasumber, di antaranya Komandan Resimen (Danrem) 062 yang diwakili oleh Kasrem, Kepala Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam), Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Garut, tokoh masyarakat, serta perwakilan organisasi keagamaan.
Kegiatan ini merupakan inisiatif dari H. Muhtarom, M.Ag., Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag Garut, yang menilai pentingnya menyinergikan kerukunan umat beragama dengan perspektif pertahanan nasional.
“Dialog ini kita gagas sebagai upaya mempertahankan harmoni kehidupan beragama, yang pada hakikatnya juga bagian dari ketahanan nasional,” ujar H. Muhtarom.
Menurutnya, letak geografis Kabupaten Garut yang dekat Samudra Hindia menjadikan daerah ini memiliki potensi dinamika sosial-keagamaan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, menjaga harmoni antarumat beragama merupakan bagian penting dari memperkuat stabilitas wilayah.
“Selama ini dialog kerukunan lebih banyak hanya melibatkan tokoh agama. Padahal elemen pertahanan seperti TNI juga punya peran strategis. Karena itu, kami libatkan Korem agar ada sinergi nyata antara tokoh agama dan unsur pertahanan,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran para penyuluh agama, yang menjadi garda terdepan hingga ke tingkat desa, untuk memahami bahwa menjaga harmoni beragama bukan hanya tugas keagamaan semata, tetapi juga bagian dari bela negara.
“Penyuluh agama harus memiliki pemahaman tentang peran mereka dalam menjaga harmoni, yang perlu didukung kolaborasi dengan Babinsa atau Babinkamtibmas. Ini akan menciptakan sinergi antara tokoh agama dan aparat keamanan,” tambahnya.
Acara ini diikuti oleh perwakilan dari enam agama resmi yang diakui di Indonesia dan hadir di Garut, yaitu Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Duduk bersama dalam satu forum, mereka menunjukkan semangat toleransi dan kebersamaan yang menjadi fondasi penting dalam menjaga persatuan bangsa.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat kehidupan beragama yang harmonis di Kabupaten Garut, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.