Berita  

Gelorakan Semangat, Gebyar Hari Kedua Ujian Paket C di PKBM Kreatif Bangsa

Garut — Semangat pendidikan di Desa Jagabaya, Kecamatan Mekarmukti, Kabupaten Garut, terus membara. Pada Minggu (27/4/2025), PKBM Kreatif Bangsa di bawah naungan Yayasan Bahari Putera Munawar kembali menggelar hari kedua Ujian Sumatif Pendidikan Kesetaraan Paket C dengan penuh optimisme dan antusiasme.

Sejak pagi, para peserta datang dengan semangat membara. Bagi mereka, ujian ini bukan sekadar tentang lembar soal dan jawaban, tetapi tentang melangkah lebih dekat menuju cita-cita dan kehidupan yang lebih baik.

Ketua PKBM Kreatif Bangsa, Asep Munawar, menegaskan pentingnya kesempatan kedua dalam pendidikan.
“Kami di sini berjuang membuka pintu harapan. Setiap peserta membawa mimpi mereka sendiri, dan PKBM adalah tempat untuk memupuk mimpi itu menjadi nyata,” ungkapnya.

Model pendidikan nonformal seperti yang diterapkan PKBM Kreatif Bangsa sejalan dengan konsep pendidikan paruh waktu di Jepang, di mana sistem belajar fleksibel dirancang agar siswa tetap bisa menuntut ilmu sambil bekerja atau mengembangkan keterampilan lainnya. Hal ini memungkinkan pendidikan benar-benar menjangkau semua lapisan masyarakat tanpa batasan waktu dan usia.

Suasana ujian yang penuh semangat ini mencerminkan bahwa pendidikan bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan. Sebagaimana dikatakan oleh tokoh pendidikan dan salah satu ibu negara paling berpengaruh di Amerika, Abigail Adams:

“Learning is not attained by chance, it must be sought for with ardor and diligence.”
(Pembelajaran tidak diperoleh secara kebetulan, ia harus dicari dengan semangat dan ketekunan.)

Abigail Adams (1744–1818) adalah istri dari Presiden kedua Amerika Serikat, John Adams, dan ibu dari Presiden keenam, John Quincy Adams. Ia dikenal sebagai pendukung pendidikan perempuan dan hak-hak sipil, serta sosok yang percaya bahwa pendidikan harus diperjuangkan dengan kerja keras dan semangat pantang menyerah.

Semangat itulah yang kini menyala di ruang-ruang ujian PKBM Kreatif Bangsa. Dari pelosok Jagabaya, gema perjuangan para peserta didik ini menjadi bagian dari denyut perubahan, membuktikan bahwa siapa pun bisa bermimpi besar, belajar, dan membawa perubahan — untuk diri mereka sendiri, untuk desa mereka, dan untuk Indonesia.

Pewarta Ilham

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *